Powered By Blogger

Senin, 30 April 2012



Kecewa Dengan Sikapmu

hari ini kau tak seperti biasa serasa raga tak bernyawa..
hingga semua kata seperti pecahan kaca menyelip dimata..
begitu pedih membuat keluar kristalan bening mencucur keluar..
seketika tanpa sadar jatuh hingga menyelip ke tenggorokan..

aku tak mengerti tentang hari ini yang membuat hati kecewa..
kadang ingin ku utarakan dengan bahagia namun keadaan yg menyapa dengan penuh luka...
aku hanya ingin menjagamu spenuh hati tentang sbuah janji..
cemburuku,bara api bintaku,marahku..
itu semua aku lakukan karena semata aku takut kehilanganmu...

juwitaku,dewiku,malaikat cintaku,dewi cinta dan entah lain sbagainya..
aku hanya ingin ia mengerti bahwa semua yang aku lakukan hanya untuk dia dan hanya dia???

kasih..
dengarlah senandung rindu yang ada hanya tentang kamu..
berubahlah untuku,,untuk masa depan kau dan aku..
meski cinta datang diatas logika aku hanya ingin bersamamu..
tanpa ada pihak kesatu bahkan keseribu..

hari ini aku sdikit kecewa dengan tingkahmu..
yang membuat langit hati sdikit haru biru.....
"PATAH HATI"
 
 
 Sakit hatiku karena sikapmu

kau yang dulu ku puja 

nyatanya tak bisa ku miliki

bukan karena cinta sebelah tangan

tapi karena rasa

sikapmu yang cenderung posesif

membuatmu selalu ingin menang sendiri

sudah ku berusaha tuk selalu mengerti kamu

tapi kamu tak pernah coba tuk mengerti aku

aku tak mau lagi 

harga diriku terus kau injak-injak


biarkan aku sakit karenamu sekarang

tapi suatu saat nanti kamu akan mengerti

betapa sakitnya hati yang telah tersakiti

karena keegoisanmu.

"Aku Tak Ingin Terus Menangis"



Susahnya meredam emosi ketika saat itu datang dengan sendirinya. Ketika hati sedang tak lagi sinkron dengan otak. Ketika otak tak lagi bisa mengendalikan sistem kerjanya dan hati tak lagi bisa menerima masukan apapun.
Aku merasakannya malam ini, ketika aku harus meredam emosiku sendiri dan dia, kekasih ku, terus mengacuhkanku.
Aku mungkin saat ini tak peduli entah dia marah padaku karena kesalahanku sendiri atau karena memang pikirannya sedang kacau. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana cara terbaik meredam emosiku yang kadang membuatku sendiri bingung ketika emosi sudah pudar dan masalah yang dihadapi masih belum juga ikut terselesaikan.
Aku selalu menangis dan terus menangis. Bukan karena aku tak punya sifat tegar, tapi aku mencoba meluapkan emosi yang sedari tadi “tergodok” disini, di otak dan hatiku.
Dengan menangis, tak jarang aku bisa berpikir jernih tentang apa yang tengah terjadi dalam diriku.
Aku yang mungkin masih terlihat labil oleh orang terdekatku sekalipun,bahkan mungkin dikatakan masih belum bisa menyelesaikan masalah dengan pikiran matang. Tapi aku masih bisa membedakan antara kesalahan dan disalahkan.
Aku pasti akui kesalahanku, aku juga mau disalahkan atas apa yang aku lakukan. Tapi tidak lantas kamu harus diam ketika kamu marah. Coba kita saling memahami kekasih hatiku, aku juga tak ingin kau sakit hati dengan sikapku dan aku yakin kau pun tak ingin aku sakit hati karena sikapmu. Mari kita tanam sifat itu dalam hubungan kita agar tak lagi ada perasaan sakit itu. Renungkan apa yang telah kita lakukan masing-masing, lalu kita bicarakan dengan kepala dingin.
Aku tak ingin terus menangis....