"Aku Tak Ingin Terus Menangis"
Susahnya meredam emosi ketika saat itu datang dengan sendirinya. Ketika hati sedang tak lagi sinkron dengan otak. Ketika otak tak lagi bisa mengendalikan sistem kerjanya dan hati tak lagi bisa menerima masukan apapun.
Aku merasakannya malam ini, ketika aku harus meredam emosiku sendiri dan dia, kekasih ku, terus mengacuhkanku.
Aku mungkin saat ini tak peduli entah dia marah padaku karena kesalahanku sendiri atau karena memang pikirannya sedang kacau. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana cara terbaik meredam emosiku yang kadang membuatku sendiri bingung ketika emosi sudah pudar dan masalah yang dihadapi masih belum juga ikut terselesaikan.
Aku selalu menangis dan terus menangis. Bukan karena aku tak punya sifat tegar, tapi aku mencoba meluapkan emosi yang sedari tadi “tergodok” disini, di otak dan hatiku.
Dengan menangis, tak jarang aku bisa berpikir jernih tentang apa yang tengah terjadi dalam diriku.
Aku yang mungkin masih terlihat labil oleh orang terdekatku sekalipun,bahkan mungkin dikatakan masih belum bisa menyelesaikan masalah dengan pikiran matang. Tapi aku masih bisa membedakan antara kesalahan dan disalahkan.
Aku pasti akui kesalahanku, aku juga mau disalahkan atas apa yang aku lakukan. Tapi tidak lantas kamu harus diam ketika kamu marah. Coba kita saling memahami kekasih hatiku, aku juga tak ingin kau sakit hati dengan sikapku dan aku yakin kau pun tak ingin aku sakit hati karena sikapmu. Mari kita tanam sifat itu dalam hubungan kita agar tak lagi ada perasaan sakit itu. Renungkan apa yang telah kita lakukan masing-masing, lalu kita bicarakan dengan kepala dingin.
Aku tak ingin terus menangis....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar